Jumat, 20 Desember 2013

Orang Yang BERKUALITAS

Di dalam kehidupan nyata sekarang ini ketulusan hati seakan-akan sudah semakin luntur bahkan pupus termakan oleh gaya hidup modern atau terhempas oleh berbagai badai kehidupan yang semakin keras, yang dialami oleh tiap-tiap orang; bahkan mungkin termasuk kita di dalamnya....

Sahabat...
mungkin anda dapat lebih banyak memberikan penjelasan tentang arti kata 'ketulusan' buat saya dan orang lain... terlebih lagi memberikan banyak contoh-contoh nyata dalam kehidupan ini tentang arti sebuah ketulusan hati...
Sungguh saya merasa bersukacita jika ada dari anda yang berkenan untuk bertukar pikiran, sharing atau memberikan contoh-contoh; baik itu cerita orang lain atau mungkin pengalaman pribadi... Namun perkenankan saya untuk juga berbagi pengalaman tentang "KETULUSAN HATI"melalui perjalanan hidup saya... mudah-mudahan dapat menginspirasi sahabat semua... Amin!

Sejak tahun 1991 saya aktif dalam pelayanan di gereja; pastinya tahun 1991 s/d 1997 saya melayani bidang Pelayanan Anak (=sekolah minggu), yang sekarang sudah berganti nama menjadi Pelayanan Kategorial Pelayanan Anak GPIB. Kemudian dari tahun 1997 hingga sekarang aktif dalam Pelayanan Kategorial Persekutuan Teruna GPIB. Bahkan di sepanjang tahun tersebut beberapa kali saya duduk di dalam kepengurusan.
Lucunya, karena sudah sekian tahun kehidupan saya terus berhubungan dengan anak-anak dan remaja,  dari generasi ke generasi, tanpa sadar panggilan KAKAK untuk diri saya justru lebih akrab dan nyaman di telinga saya. Padahal putri saya ada di tengah-tengah anak-anak tersebut. Putri saya memanggil papa, sementara yang lain tetap KAKAK.... (: ha..ha..ha... awet muda lah pokoknya...) Pasti di antara Sahabat ada juga yang seperti saya, bahkan mungkin jauh lebih senior dari saya. (kalo boleh nyebut, salah satunya bung Okta Rumpak dari GPIB Zebaoth-Bogor) Dulu ketika baru pertama kali memulai pelayanan di sekolah minggu/pelayanan anak, saya pernah terkagum-kagum pada beliau, di dalam sebuah kegiatan pembinaan bagi para pelayan sekolah minggu. Betapa tidak, beliau memiliki kreatifitas yang sangat tinggi dalam mengajar. Baik metode pengajaran maupun dalam hal membuat berbagai macam alat peraga untuk anak. Jadi kalau ada orang/teman yang bilang saya termasuk pelayan yang kreatif, beliaulah salah satu mentor sekaligus teladan bagi saya, walau mungkin penilaian orang seperti itu terhadap diri saya terlalu berlebihan, karena masih banyak orang yang jauh lebih berkualitas di banding saya. Ada seorang lagi, yaitu teman sepelayanan mulai dari ketika kami sama-sama di Gerakan Pemuda, dan sekarang sama-sama melayani di Persekutuan Teruna, bahkan beliau sekarang (2012-2015) menjabat sebagai Ketua Dewan Teruna GPIB-Sdr.Harry Purwanto. Beliau seorang pekerja seni di bidang Desain Grafis dan menurut saya kelas beliau bukan menengah ke bawah. Pekerjaannya begitu banyak menyita waktu dan tenaga bahkan waktu untuk berkumpul bersama keluarganya. Belum lagi tugas seorang Ketua Dewan Teruna GPIB yang harus memikirkan pelayanan bukan hanya di gerejanya sendiri namun di luar daerah (wilayah-wilayah yang termasuk Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat). Sungguh bisa dibayangkan, begitu sibuknya beliau.... Namun, bila Sahabat mengenal atau berkesempatan bertemu dengan beliau, tidak ada sedikit pun raut wajah lelah, angkuh atau pun raut keputusasaan. Yang ada justru wajah bersahabat, mau berbagi pengalaman, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun beliau dibutuhkan.
Sahabat, ini hanya satu atau dua orang dari sekian banyak orang-orang yang patut kita sebut orang-orang berkualitas. Saya yakin, bahwa Sahabat pun punya banyak referensi nama-nama yang bisa ditambahkan.
Lalu pertanyaannya, Bagaimana mereka dapat melakukan itu dengan sukses, seakan hal itu sangat mudah untuk dilakukan. Yang pada kenyataannya, tidak banyak orang mampu melakukan hal seperti itu.
Benarkan hal itu SULIT????
Ternyata jawabannya sangat-sangat TIDAK SULIT !  Orang-orang yang disebut berkualitas di dalam pelayanan ini ternyata memiliki "KETULUSAN HATI" yang banyak orang lain tidak miliki. MAAF! Menurut saya bukan tidak memiliki, tapi belum menggali diri untuk menjadi orang-orang yang Tulus Hati.
Mulailah kita melatih diri untuk menggali Ketulusan Hati kita masing-masing... karena sesungguhnyalah kita ini adalah Pelayan-Pelayan Tuhan, yang dipanggil dan diutus untuk melayani setiap orang yang membutuhkan pelayanan kita. Pahamilah, bahwa seorang pelayan akan tekun melakukan tugasnya tanpa berpikir apakah orang ini layak dilayani atau tidak. Atau berpikir, jika saya melayaninya... apa yang akan dia berikan sebagai imbalannya kepada saya.... 
Sahabat.... sekali lagi saya mengingatkan bahwa kita semua adalah pelayan Tuhan.... makalayanilah seorang akan yang lain oleh kasih (Galatia 5:13). Pelayanan yang dilakukan dengan penuh kasih dan ketulusan hati akan membawa sukacita yang besar di dalam diri kita, dan sukacita itulah yang membangkitkan semangat untuk terus berkarya dan berkreatifitas... sehingga pada akhirnya kita pun akan disebut sebagai orang-orang yang berkualitas, dan nama Tuhan terus dimuliakan....!

Tuhan Memberkati Pelayanan kita...... Amin!!!
by : denny d'kiel

Arti Tulus Hati























Definisi kata Ketulusan sebagai kata kerja berarti : kesungguhan dan kebersihan (hati) atau kejujuran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata 'Tulus' merupakan kata sifat yang berarti : sungguh danbersih hati (benar-benar terbit dr hati yg sucijujurtidak pura-puratidak serongtulus hati;tulus ikhlas.

Jadi, 'ketulusan' merupakan salah satu sifat yang diaplikasikan dalam kehidupan manusia dalam bentuk sebuahPEMBERIAN. Namun bukan pemberian yang menuntun balasan atau pamrih, karena berdasarkan definisi/arti katanya Ketulusan merupakan bentuk pemberian yang didasarkan atas kesungguhan hati dan dari kemurnian hati si pemberi. Berarti Pemberian yang tulus ikhlas tanpa menuntut untuk dihargai atau pun menerima timbal-balik.